Sabtu, 10 Juni 2023

Danau Sipin Destinasi Primadona Warga Jambi, Bisa Obati Kelelahan Berkerja

Muarocerito.Blogspot.com -Aktivitas penat beragam kesibukan lelah menumpuk seakan hilang tersapu hembusan sejuk angin Danau Sipin nan semilir angin menyentuh kulit. Danau ini menjadi destinasi primadona healing warga Jambi untuk penyembuhan jiwa yang stres dan kelelahan berkerja.


Lokasinya yang mudah di jangkau, karena ada di tengah kota di Jalan  Ade Irma Suryani Nasution, Telanaipura, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.


Duduk di Danau Sipin menatap panjang 4.500 meter dengan lebar 300 meter membuat pikiran tenang. Luas Danau Sipin seakan membuka pikiran berat menjadi plong.


Itu dikatakan Rahma (20) warga Kelurahan Bagan Pete mengatakan, setelah berkerja sebagai karyawan Mini Market dia setiap hari ke Danau Sipin. Dia berkicau Danau Sipin menjadi tempatnya menghilangkan kelelahan setelah berkerja.

Berkunjung ke Danau Sipin diyakini wisatawan dapat membuat jiwa kita kembali tenang


"Tempat sejuk melihat danau duduk santai semua kelelahan terasa hilang,"kata kepada Muarocerito.Blogspot.com, Sabtu 10 Juni 2023.

Menurutnya tidak ada tempat destinasi lain di Jambi selain Danau Sipin membuat hatinya kegembiraan dan bahagia. Selain memang hanya Danau Sipin satu-satunya objek wisata Danau di Jambi.


"Tidak ada lagi mau kemana disini yang ada danaunya. Tempat juga nyaman tidak ada alasan untuk berkunjung ke tempat lain,"jelasnya


Hal serupa juga dikatakan Hepni (23) pengunjung Danau Sipin lainnya. Dia bertutur kearifan lokal dengan adanya hutan disekelilingnya dan nelayan membuat Danau Sipin juga memiliki aura berbeda.


"Pemandangan juga bagus karena disekelilingnya ada hutan dan juga ada aktifitas nelayan. Jadi memandang ke Danau Sipin tidak membosankan,"ucapnya


Dia juga sepakat berada di Danau Sipin membuat jiwanya menjadi tenang. Karena merenung dan melamun di Danau Sipin membuat hatinya tenang.


"Kalau disini saya sukanya melamun dengan angin yang berhembus sejuk, enak hati menjadi tenang,"ucapnya

Danau Sipin Tidak Bikin Kantong Bolong

Sementara itu daya tarik Danau Sipin ternyata mampu menyedot wisatawan lain dari luar Jambi. Hal itu dikatakan Pedagang Telur Congkel Amir (43) mengatakan, warga luar Jambi yang banyak berkunjung dari Palembang, Jakarta dan Bandung menjadi pengunjung setia setiap tahunnya.


"Setiap hari biasa Senin sampai Minggu itu ada sekitar seratus orang yang datang. Kalau Sabtu dan Minggu bisa mencapai ribuan khususnya sore hari,"katanya


Diakuinya pengunjung yang datang juga tidak membayar alias gratis. Mereka disebutnya hanya membayar uang parkir hanya Rp 200 untuk motor dan mobil.


"Saya juga jualan harga standar tidak mahal. Telor congkel Rp 10 ribu, Es Teh Rp 500 ribu. Jadi pengunjung yang datang nyaman karena kesini tidak harus mengeluarkan uang yang banyak,"pungkasnya. 

Penulis: Muhammad Moeslim


Kisah Inspirasi Mantan Atlet Dayung Pencari Sampah di Danau Sipin

 

Muarocerito.Blogspot.com- Mantan atlet dayung Leni Haini pernah mengharumkan Indonesia di pentas akbar olahraga SEA Games 1997, Kejuaraan Asia 1998 dan SEA Games 1999 dahulu adalah pahlawan, kini menjadi pencari sampah di Danau Sipin.


Awalnya setelah pensiun menjadi atlet dia berkerja sebagai tukang cuci. Tetapi melihat banyaknya sampah di Danau Sipin membuat hatinya bergerak mencari sampah. Kemudian dia daur ulang dan mengajak warga sekitar.


“Kadang sampah plastik itu nyangkut, jadi kan nggak bisa jalan kano atau kayak-nya, jadi harus dibuang dulu baru mau jalan,” katanya.


Alhasil, dia memiliki cita-cita luhur kawasan Danau Sipin akan dijadikan perkampungan atlet dayung. Dia bersama rekan atletnya Adi Putra bahu membahu membuat sekolah dayung bernama Habibah.

Leni Haini 


Selain dia bersama para anak didiknya tetap membersihkan sampah dan mendaur ulang Leni juga berhasil menciptakan kampung atlet.


Dari kampung atlet ini Leni akan mencetak generasi muda asal Jambi untuk bisa mengharumkan nama Indonesia di event olahraga pentas Internasional seperti yang dahulu pernah dia lakukan.


Sekolah ini lebih mengkhususkan bagi anak-anak yang ingin menjadi atlet dayung, namun juga memiliki Paud dan TK. Hanya saja, keterbatasan biaya menjadi persoalan para orang tua siswa, Leni tidak memungut iuran sekolah dari siswanya.


Dia berharap bantuan pemerintah ataupun masyarakat yang peduli terhadap pendidikan. Mimpinya ingin sekolah dayung kedepannya lebih baik dengan sarana prasarana dayung yang lengkap. 


"Sehingga peserta didik merasa nyaman dan lebih bersemangat bersekolah dan menjadi generasi yang dapat melestarikan Kampung Daun Sipin menjadi kampung yang lebih maju dan berkualitas,"harapnya.

Penulis Novitasari

Tangkul di Danau Sipin: Warisan Pra Sejarah yang Seharusnya Dilestarikan

Muarocerito.Blogspot.com- Amrun (65) sore itu menyiapkan perahu dan membawa sebuah wadah. Ia tidak lupa mengenakan topi. 

Tidak lama kemudian, Amrun mengendarai perahu dengan menggunakan bambu yang panjang. Lansia itu ingin mendekati tangkul, alat penangkap ikan yang sudah dipasangnya sejak pagi di Danau Sipin, Kota Jambi. Ia menaruh harapan dapat memperoleh ikan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sebelum berangkat, ia bercerita tentang tangkul sebagai tradisi menangkap ikan yang diwariskan secara turun-temurun. Menurutnya, tangkul merupakan warisan budaya yang harus dipertahankan. 

"Keberadaan ketek (perahu bermesin) tidak terlalu berpengaruh untuk penghasilan tangkul. Makanya, keberadaan tangkul bisa berbagi tempat," ujarnya.

Sementara itu, Rabuhan (53) pernah mendapatkan tawaran ganti rugi agar berhenti menggunakan tangkul di Danau Sipin. Namun, ia memilih bertahan karena dengan menggunakan tangkul, ia bisa memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarganya. 

"Sejak berumur 7 tahun saya menggunakan tangkul. Penghasilan dalam satu hari tidak menentu. Kadang mendapatkan ikan 5 kilogram. Ada saatnya mendapatkan 100 kilogram," tutur warga Kelurahan Legok, Kota Jambi tersebut.

Seorang pegiat kebudayaan, M Ali Surakhman menyampaikan eksistensi tangkul cenderung terabaikan, sehingga Pemerintah Kota Jambi tidak mengenalkan warisan budaya itu kepada masyarakat yang lebih luas. 

Padahal, tangkul layak dilestarikan karena dapat menjadi objek edukatif di Danau Sipin; alat penangkap ikan ini diduga merupakan warisan pra sejarah. Kata Ali, penggunaan tangkul pun merupakan tradisi yang ramah lingkungan.

Tangkul 

"Sebenarnya Tangkul itu sistem pengetahuan harus diangkat dan dipertahankan, sehingga dapat menjadi objek edukasi untuk pengunjung di sana. Kemudian penggunaan tangkul ini tidak menangkap semua ikan demi menjaga keseimbangan alam, berbeda dengan teknologi modern anak-anak ikan pun diambil," ujar Ali.

Kepala Kelurahan Legok, Zulkarnain mengatakan ada sekitar 56 tangkul di Danau Sipin, Legok, yang kebanyakan berada di hulu dan hilir danau. Sebagian tangkul ini telah diusulkan pada Wali Kota Jambi agar menjadi bagian dari wisata. 

Jika usulan itu berhasil, pengunjung dapat menikmati ikan hasil tangkapan langsung dari penggunaan tangkul. Namun, sampai saat ini belum ada perkembangan.

Zulkarnain menyampaikan memang hasil tangkapan menggunakan tangkul belakangan ini berkurang. Tidak seperti 5 tahun yang lalu, yang mana satu kali angkat jaring tangkul, sebanyak 3 sampai 4 kilogram ikan bisa didapatkan di Danau Sipin.

Demi keberadaan tangkul di Danau Sipin dapat bertahan, Zulkarnain sudah mengajukan program Tangkul Wisata. Ada sekitar 20 tangkul yang diajukan, karena berada dekat dengan area wisata Danau Sipin.

"Satu tangkul dikembangkan dengan harga Rp 20 juta. Dengan menggunakan aksesoris modern. Ada komponen besi. Lalu, pondoknya kita perbaiki. Dicat juga. Intinya serba baru. Memang tidak banyak, ada 20 tangkul. Nanti ada tiket atau karcis agar pengunjung dapat menggunakan tangkul. Ikannya diambil untuk dibawa pulang atau diolah lalu makan di sekitar danau," tuturnya.

Meski kearifan lokal terwariskan di Danau Sipin, masih ada warga yang menangkap ikan dengan cara yang tidak sesuai, yakni dengan teknik menyeterum. Kebanyakan dilakukan oleh anak muda. Zulkarnain menyesalkan kebiasaan yang tidak sesuai kearifan lokal itu.

"Mereka menggunakan aki, cakupannya 2 meter. Bukan ikan besar saja yang mati, telur dan ikan kecil kan juga mati," katanya.

Ia berharap masyarakat tidak lagi menangkap ikan dengan teknik menyeterum karena dapat mengganggu kelestarian ikan di Danau Sipin.

"Melalui ketua RT, kami mengimbau masyarakat jangan menggunakan teknik setrum. Apabila ada lagi, nanti kita tangkap tangan, dan memberikan pemahaman," tuturnya.

Penulis: M Sobar Alfahri




Cerita Perajin Sanggar Batik di Danau Sipin jadi Inspirasi

Muarocerito.Blogspot.com-Danau Sipin juga melintasi Kampung Legok. Di kampung ini terdapat Sanggar Batik Serumpun Berlian menjadi daya tarik para pengunjung. Tentunya pengunjung juga bisa melihat kebudayaan pembuatan batik khas Jambi di lokasi tersebut.

Wisata yang berkunjung ke Danau Sipin bisa berjalan kaki ke Kampung Legok. Nah mari kita dengarkan Cerita Pengerajin Sanggar Batik di Danau Sipin.

Pengelolaannya bernama Tina berusia 43 tahun. Awalnya ia hanyalah ibu rumah tangga biasa. Dia bercerita pertama ikut pameran batik. Ternyata Tina mampu menjual 60 batik seharga Rp 400 pada tahun 2022.

Perajin Sanggar Batik 


Ciri motif flora dan fauna khas Jambi membuat batik tak kalah indah dengan corak batik Bali. Singkat cerita dia usaha rumahan dengan 18 karyawan ia bahkan sempat melayani pesanan 300 lembar pesanan selama dua bulan Rp180 ribu per lembar sepanjang 2 meter dengan penjualan offline dan online.

Tina juga merubah warna kampung Legok yang indetik kriminalitas dan narkoba sekarang berubah. Kampung Legok menjadi pusat Sanggar Batik Serumpun Berlian di Danau Sipin. Kawasan rawan kriminalitas yang notabene banyak pengedar narkoba dan remaja-remaja pengangguran kini hilang.

Semua remaja disana sudah berubah dan banyak mendapatkan penghasilan dengan menjadi pengrajin batik berkat Tina memiliki jasa besar bagi kehidupan warga disana.

Lalu,  produknya kain batik Tina tidak merusak Danau Sipin. Karena menggunakan pewarna alami dan kimia. Limbahnya sudah di atasi dengan IPAL akan diolah agar lebih bernilai. Penjualan per bulan rata-rata 50-100 pcs.

Dari cerita diatas para pengunjung yang datang selain bisa melihat kerajinan batik juga bisa mendengar kisah Tina yang menginspirasi. Karena awal hanya ibu rumah tangga bisa membuat kampung menjadi kawasan terkenal dengan sanggar batiknya. Sisi lain dia juga memberikan lapangan pekerjaan untuk remaja akhirnya secara tidak langsung Tina pun memutus mata rantai peredaran narkoba di kampungnya.

Penulis  Novita Sari


Mantan Atlet Dayung Nasional Asal Jambi Dapat Penghargaan Kalpataru

Muarocerito.Blogspot.com - Leni Haini (45), mantan atlet dayung asal Jambi yang pernah meraih prestasi di kancah internasional, mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022. Ia meraih penghargaan dalam kategori Perintis Lingkungan.

Penghargaan ini diterima Leni saat berada di acara Kampung Mantap Lingkungan Hidup di pinggir Danau Sipin, Kelurahan Legok, Kota Jambi, Senin (26/12). Dalam acara itu, terlihat Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, Kepala DLH Provinsi Jambi Sri Argunaini, Direktur Walhi Jambi Abdullah, dan sebagainya.

Perempuan ini mendapatkan Kalpataru karena sejaK tahun 2013 menjadi orang yang pertama membuat gerakan agar Danau Sipin bersih. Ia awalnya resah melihat pencemaran danau yang tidak jauh dari rumahnya tersebut.

Leni Haini mendapat penghargaan Kalpataru


"Dari dahulu Danau Sipin itu sampahnya banyak, dan tidak dikelola. Alhamdulillah setelah datang ke Danau Sipin, dengan adanya kegiatan bank sampah dan ada TPS 3R, itulah yang mungkin membuat dapat penghargaan predikat perintis," ujarnya.

Leni tidak lagi sendirian dalam melestarikan danau yang memiliki luas berkisar 120 hektare. Ia membentuk Komunitas Peduli Danau Sipin yang anggotanya berjumlah 20 orang. 

Komunitas ini melakukan berbagai kegiatan, yakni membersihkan danau sipin dari sampah plastik dan eceng gondok, edukasi terkait lingkungan, mengelola sampah dengan bank sampah, memproduksi pupuk organik, hingga menghasilkan kerajinan tangan.

"Eceng gondok kita olah menjadi pupuk organik dan pupuk cair, serta diolah menjadi media tanam. Sampah plastik kita pilah, sebagian didaur ulang menjadi kerajinan tangan, sebagian lagi dijual ke pengepul. Kita berbagi tugas dan bekerja sama dengan asosiasi bank sampah," ungkap Leni.

Komunitas Peduli Danau Sipin tidak hanya memiliki program yang berkaitan dengan lingkungan. Leni dan kawannya juga menggarap program pendidikan, agama, budaya, dan olahraga.

Sementara itu, Wakil Menteri KLHK, Alue Dohong mengatakan Kalpataru merupakan wujud apresiasi kepada para pegiat dan pejuang lingkungan yang berupaya dalam pemulihan dan pengelolaan lingkungan di Indonesia.

Secara rutin, penghargaan ini diberikan KLHK kepada mereka yang telah terbukti memiliki kepedulian, komitmen, inovasi, motivasi, dan kreativitas secara berkelanjutan, yang berdampak positif terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan.

“Para pemimpin dan pejuang lingkungan hidup peraih penghargaan ini diharapkan menjadi contoh, inspirasi, dan pemicu yang mendorong inisiatif dan partisipasi individu atau kelompok masyarakat lainnya secara lebih luas,” ujarnya, belum lama ini, dikutip dari menlhk.go.id.

Leni Haini


Sekilas tentang Sosok Leni

Leni menjadi atlet dayung sejak tahun 1993 sampai tahun 2000. Berbagai kemenangan manis ia dapatkan. Yang paling berkesan bagi Leni ialah meraih kemenangan di Melbourne, Australia pada tahun 1997. Ia bersama timnya pun telah mengikuti pertandingan di Hongkong dan Singapura.

Ia sempat bekerja di Dispora sebagai pelatih, tetapi dikeluarkan dengan alasan yang tidak jelas menurutnya. Kendati demikan, pengalaman buruk itu tidak menghilangkan keinginan Leni untuk membentuk generasi atlet dayung. Kini ia melatih dengan wadah komunitas di sekitar Danau Sipin.

Leni memang tidak lagi bersinar sebagai atlet dayung. Tetapi ia aktif sebagai pegiat lingkungan dan pendidikan. Sebagai pegiat lingkungan, ia menjadikan sampah di Danau Sipin bernilai dan bermanfaat. Dengan bank sampah, Leni mengajak masyarakat termasuk anak-anak untuk mengelola sampah.

Pada tahun 2014, Leni mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) tanpa biaya. Sekolah yang ia dirikan ini merupakan dorongan dari keinginan anaknya untuk bersekolah, tetapi tidak bisa ke luar rumah akibat penyakit.

"Selain untuk Habibah, anak saya, sekolah ini juga dapat dinikmati oleh temannya yang ingin sekolah. Apalagi ini tanpa biaya," katanya.

Sekolah yang bernama Sekolah Dayung Habibah ini merupakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan sekolah Paket A hingga Paket C. Namun, berbagai kendala sedang dihadapi sekolah tersebut.

 Penulis M Sobar Alfahri



Ini Lima Hal yang Harus Diperhatikan Pemerintah Jambi untuk Tingkatkan Daya Tarik Danau Sipin

Muarocerito.Blogspot.com-Keindahan alam destinasi Danau Sipin memang memukau terlebih lagi angin yang berhembus sejuk. Namun dari beberapa analisa ada beberapa kekurangan dari Danau Sipin


Dari pantauan Muarocerito.Blogspot.com ada kekurangan Danau Sipin mungkin jadi pertimbangan pemerintah setempat. Tentunya agar Danau Sipin menjadi destinasi wisata bisa dibanggakan oleh warga Jambi di mata wisatawan luar.


Berikut yang perlu diperhatikan pemerintah:


1- Fasilitas Bermain Kurang

Untuk menjadi destinasi Danau Sipin hanya mempunyai fasilitas bermain perahu bebek atau bebek gowes. Seharusnya bisa lagi ditambahkan beragam permainan lain.

Misalnya beragam perahu hias untuk keluarga, pojok mancing mania dan sebagainya. 

Bisa juga ditambah spot foto instagramable dengan latar gambar dan lampu yang cantik. Tentunya akan menarik minat para ABG dari Jambi dan wisatawan lain dari luar kota.


2- Tata yang Kurang Terurus

Di Danau Sipin ada tiga kelompok berkumpul, kelompok nelayan, atlet dan pengunjung yang tercampur. Apa bila di tata lebih baik dengan menempatkan mereka di lokasi berbeda jadi lebih apik. Tentunya juga bisa menambah pesona baru.

Ada kawasan nelayan, kawasan atlet dan kawasan umum untuk pengunjung. adi pengunjung juga bisa mobile melihat kedua tempat tersebut.



3- Tidak Ada Taman Bermain Anak

Pengunjung yang besar itu adalah keluarga karena objek wisata tentunya akan terkonsentrasi dengan hal tersebut. Agar Danau Sipin terkesan selalu ramai dengan ramai anak anak kecil bermain harusnya dibuat taman bermain untuk anak-anak.

Dengan adanya taman bermain anak tidak akan mungkin orang tua tidak membawa anaknya bermain ke Danau Sipin. 


4- Tidak Tempat Nongkrong atau Cafe

Di Danau Sipin sulit menemukan tempat nongkrong yang nyaman selain duduk melamun di pinggir bibir danau. Nah apa lagi dibibir Danau Sipin ada cafe kopi menjadi tempat pilihan lain anak remaja duduk ngbrol dan nongkrong.

Pastinya dengan pemandangan Danau dan semilir angin nan sejuk membuat Danau Sipin menjadi tempat nongkrong favorit para remaja nantinya.


5- Keamanan 

Di Danau Sipin juga harus ditingkatkan lagi keamanannya. Hal itu terkait dua faktor pertama keamanan wilayah rawan longsor dan peristiwa tengelam.

Jadi untuk meningkatkan keamanan harus ada penjaga yang mengantisipasi dua hal tersebut. Pertama penjaga yang melarang pengunjung untuk berada di tempat rawan longsor. Lalu kedua penjaga yang mengantisipasi musibah tengelam dengan memantau wisata yang datang khususnya membawa anak kecil.

Itulah 5 faktor kekurangan Danau Sipin dari pantauan Muarocerito.Blogspot.com, mungkin saja bermanfaat bagi pemerintah setempat. Apabila di realisasikan semoga bisa membuat Danau Sipin menjadi destinasi wisata terbaik di Jambi.

Penulis:  Muhammad Moeslim


Rekomendasi Hotel Terbaik di Jambi

Muarocerito.Blogspot.com-Jika Jambi belum masuk ke dalam daftar tujuan liburan Anda, coba luangkan waktu untuk berkunjung ke sana. Objek wisatanya cukup lengkap, mulai dari wisata alam, wisata belanja, hingga wisata kuliner. 

Jangan khawatir pula dengan urusan menginap. Jambi menyediakan banyak pilihan hotel dengan berbagai harga yang bisa disesuaikan dengan kemampuan Anda.

Jambi memiliki sejumlah objek wisata yang menarik mulai dari wisata alam hingga sejarah. Anda bisa menjumpai kompleks Percandian Muaro Jambi yang berasal dari abad IX-XV Masehi. 

Situs purbakala ini terletak di tepian Sungai Batanghari. Jadi bukan di pulau Jawa saja yang terdapat candi. Mungkin Anda juga pernah mendengar tanaman langka raksasa Rafflesia Arnoldi dan bunga bangkai. Nah, kedua tanaman ini ada di Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi.

Selain kedua tanaman itu, masih ada sekitar 4000 jenis tanaman yang ada di sini. Kalau suka bermain air, datang saja ke Danau Sipin yang berada di Simpang Baluran Kenali, Telanaipura. 

Di sini juga terdapat budidaya ikan air tawar seperti ikan mujair dan nila. Anda juga tidak boleh melewatkan kesempatan membeli keramik di Pasar Sitimang yang terletak di Jalan Sisingamangaraja. Pasar ini sudah ada sejak tahun 80-an. Keramik di sini langsung dikirim dari Cina dan memiliki motif yang lain daripada yang lain.

Dalam artikel ini, MuaroCerito akan memaparkan hotel-hotel Jambi yang populer dan yang murah sebagai rekomendasi untuk menginap setelah seharian menelusuri tempat-tempat wisata yang ada di sana.

Diklaim sebagai kombinasi hotel dan spa terbaik nomor dua di dunia, Octopus Wellness Hotel and Spa yang beralamat di Jalan M.H. Thamrin No. 12-15, Jelutung, Kota Jambi memiliki spesialisasi di bidang spa untuk pria kalangan menengah ke atas dengan adanya fasilitas lengkap seperti jacuzzi dan sauna di dalamnya.

Harganya pun cukup terjangkau, yakni minimal Rp 270 ribu per kamar. Bila mendaftar kartu member, maka kita juga berhak mendapat diskon 60% untuk beberapa item dalam hotel yang memiliki kategori kamar Bisnis dan Eksekutif.

Royal Garden Resort Jambi

Sumber gambar www.traveloka.com




Yuk, bagi yang suka berwisata kuliner, saatnya kita merapat ke Royal Garden Resort Jambi yang berada di Jalan Marsda Surya Darma No. 99 Kelurahan Kenali Asam Bawah, Jambi. Dari letaknya saja, resor yang berada di daerah Kota Baru Jambi ini sudah sangat menarik untuk pencinta kuliner, karena dekat dengan Rumah Makan Aroma Cempaka sebagai salah satu rumah makan favorit di Jambi.

Harga kamar di sini mulai dari Rp 300 ribu. Anda bisa mendapatkan layanan resepsionis dan keamanan 24 jam, laundry, dan akses Wifi di area umum. Terdapat pula pusat kebugaran, kolam renang, sauna, spa, dan restoran. Di dalam kamar tersedia fasilitas TV kabel, meja, dan kamar mandi dengan shower.


Hotel Matahari 2 Syariah

Sumber gambar www.traveloka.com

Dari luar, sekilas Hotel Matahari 2 Jambi yang terletak di Jalan Haji Muhammad Bafadhal, No. 108, Jelutung, Sungai Asam, Pasar Jambi, Kota Jambi ini terlihat sebagai hotel yang kuno. Namun jangan salah, hotel ini adalah pilihan yang tepat bagi kita yang ingin menghemat pengeluaran.

Harga tiap kamar di hotel ini rata-rata adalah Rp 175 ribu. Terdapat dua jenis kamar di sini yaitu Standard dan Superior. Sudah begitu, Hotel Matahari 2 Jambi juga dilengkapi dengan toilet dan tempat parkir untuk penyandang disabilitas. Fasilitas lain yang disediakan adalah sarapan gratis, akses Wifi, dan layanan resepsionis 24 jam.


Grand Hotel Jambi


Sumber gambar www.traveloka.com

Lokasinya yang strategis di pusat kota Jambi dan dekat dengan Jambi Town Square membuat hotel Grand Hotel Jambi yang beralamat di Jalan Pattimura No. 28, Sipin ini cocok untuk wisatawan yang cinta keramaian. Di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas layanan resepsionis dan keamanan 24 jam, bar, klub, restoran, dan akses Wifi.

Harga kamar mulai dari Rp 310 ribu per malam. Selain itu disediakan pula makan siang dan makan malam serta fasilitas late check-out yang fleksibel dan menguntungkan.

Hotel Wisata Jambi

Sumber gambar www.traveloka.com
Hotel Wisata Jambi yang terletak di Jalan Gatot Soebroto No. 132-134 ini berjarak 10 menit dari Mal WTC Batanghari Jambi dan Ancol Jambi dan dalam 15 menit dari Bandara Sultan Thaha. Hotel ini memiliki tarif kamar yang cukup murah, yakni sekitar Rp 200 ribu.

Anda bisa mendapatkan layanan resepsionis 24 jam, layanan antar jemput bandara, akses Wifi di seluruh area. Setiap kamar dilengkapi AC, TV satelit layar datar, dan kamar mandi dengan fasilitas shower air panas dan dingin. Dari dalam kamar, Anda dapat menikmati pemandangan kota Jambi.

Penulis: Damayanti