Sabtu, 10 Juni 2023

Cerita Perajin Sanggar Batik di Danau Sipin jadi Inspirasi

Muarocerito.Blogspot.com-Danau Sipin juga melintasi Kampung Legok. Di kampung ini terdapat Sanggar Batik Serumpun Berlian menjadi daya tarik para pengunjung. Tentunya pengunjung juga bisa melihat kebudayaan pembuatan batik khas Jambi di lokasi tersebut.

Wisata yang berkunjung ke Danau Sipin bisa berjalan kaki ke Kampung Legok. Nah mari kita dengarkan Cerita Pengerajin Sanggar Batik di Danau Sipin.

Pengelolaannya bernama Tina berusia 43 tahun. Awalnya ia hanyalah ibu rumah tangga biasa. Dia bercerita pertama ikut pameran batik. Ternyata Tina mampu menjual 60 batik seharga Rp 400 pada tahun 2022.

Perajin Sanggar Batik 


Ciri motif flora dan fauna khas Jambi membuat batik tak kalah indah dengan corak batik Bali. Singkat cerita dia usaha rumahan dengan 18 karyawan ia bahkan sempat melayani pesanan 300 lembar pesanan selama dua bulan Rp180 ribu per lembar sepanjang 2 meter dengan penjualan offline dan online.

Tina juga merubah warna kampung Legok yang indetik kriminalitas dan narkoba sekarang berubah. Kampung Legok menjadi pusat Sanggar Batik Serumpun Berlian di Danau Sipin. Kawasan rawan kriminalitas yang notabene banyak pengedar narkoba dan remaja-remaja pengangguran kini hilang.

Semua remaja disana sudah berubah dan banyak mendapatkan penghasilan dengan menjadi pengrajin batik berkat Tina memiliki jasa besar bagi kehidupan warga disana.

Lalu,  produknya kain batik Tina tidak merusak Danau Sipin. Karena menggunakan pewarna alami dan kimia. Limbahnya sudah di atasi dengan IPAL akan diolah agar lebih bernilai. Penjualan per bulan rata-rata 50-100 pcs.

Dari cerita diatas para pengunjung yang datang selain bisa melihat kerajinan batik juga bisa mendengar kisah Tina yang menginspirasi. Karena awal hanya ibu rumah tangga bisa membuat kampung menjadi kawasan terkenal dengan sanggar batiknya. Sisi lain dia juga memberikan lapangan pekerjaan untuk remaja akhirnya secara tidak langsung Tina pun memutus mata rantai peredaran narkoba di kampungnya.

Penulis  Novita Sari


Tidak ada komentar:

Posting Komentar